Pertentangan sosial di dalam masyarakat
merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor
sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun
konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat
misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup. Berikut ini
merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial
- PERBEDAAN
KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan
dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini merupakan
faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
Kedua faktor diatas
merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan. Perbedaan
disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang timbul
berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam menyelesaikan
masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang merupakan
suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita.
Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang paling
dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya seorang
individu di dalam lingkungan sosialnya.
- PRASANGKA,
DISKRIMINASI DAN ETHOSENTRIS
Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap
orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak.
Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang
tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan
diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan,
perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan dasar
kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
Menurut Gordon
Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya
prasangka:
1. Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
1. Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan
orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan
kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai
kebudayaan.
Stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang
bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi
orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya
informasi dan sifatnya subjektif.
- PERTENTANGAN
SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik (Pertentangan)
cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian.
Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota
kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan
kelompok.
Ada 3 elemen dasar
yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau
lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut
mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah,
nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi
diantara bagian-bagian yang mempunyai
perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri
seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.
Cara-cara pemecahan konflik :
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
- GOLONGAN-GOLONGAN
YANG BERBEDADAN INTEGRASI SOSIAL
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai
proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
Suatu integrasi sosial
di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan,
baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial
budaya.
Bentuk Integrasi sosial
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor
terjadinya masalah sosial
1. Faktor
Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri,
karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh
seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya
Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan
Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan
perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan
sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
- INTEGRASI
NASIONAL
Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan
kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di
seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
- Integrasi tidak sama dengan
pembauran atau asimilasi.
- Integrasi diartikan integrasi
kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
- Pembauran dapat berarti
asimilasi dan amalganasi.
- Integrasi kebudayaan berarti
penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur
kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar
dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
- Melalui difusi (penyebaran), di
mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang
berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
Sumber utama :
Sumber :